Hadiah Terindah dari-Mu

+6281573001555
RumahZakat: Di hr ini..kami doakan semoga Alloh slalu memberi petunjuk disetiap langkah Mbak Rina Eko Widarsih shg dpt meraih kebahagiaan dunia dan akhirat

Begitulah bunyi sms yang dikirim padaku pada tanggal 3 Maret 2009 pada jam 12:05

Begitu membaca sms tersebut, tentu saja aku merasa senang. Ada perhatian yang ingin ditunjukkan melalui sms tersebut. Mungkin menjadi salah satu program dari Rumah Zakat untuk memelihara hubungan baik dengan para anggotanya yaitu dengan mengirimkan sms doa kepada pera member bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Kupikir strategi ini menarik. Banyak perusahaan atau organisasi melakukan langkah terssebut untuk menjaga loyalitas karyawan kepada perusahaan. Namun pernah juga kudengar jika cara ini tidaklah efektif dalam jangka waktu lama, dibutuhkan inovasi dalam strategi pemeliharaan hubungan. Secara pribadi, aku senang menerima sms tersebut dan membacanya. Selama ini, sms ucapan selamat ulang tahun hanya kuperoleh dari teman atau sahabat saja. Baru pertama kalinya aku menerima sms dari sebuah instansi di mana ada jalinan kerjasama diantara kami. Ketika aku menjadi nasabah sebuah bank, belum pernah aku menerima perhatian seperti yang dilakukan Rumah Zakat padaku. Dan aku cukup maklum karena jumlah nasabah yang mencapai puluhan bahkan ratusan ribu pastilah tidak memungkinkan bagi mereka mengirimkan sms ke semua nasabah. Selain itu aku cukup sadar jika aku bukanlah nasabah penanam dana yang jumlahnya cukup signifikan bagi lembaga perbankan tersebut. Mungkin saja perhatian dilakukan kepada para nasabah penanam deposito dalam jumlah besar yang cukup berpengaruh terhadap keuangan bank.

Oya, di awal aku menyebutkan jika aku sebagai anggota. Aku juga tidak tahu persis apakah demikian sebutan untukku sebagai penyetor. Pengalamanku yaitu aku dimintai data diri lengkap sebelum menyetor uang. Kurasa ada semacam nomor untuk setiap kami. Lalu aku sempat juga ditanya oleh petugas tentang dari mana aku memperoleh informasi Rumah Zakat. Ia nampak serius mencari nama yang kusebutkan di dalam data base. Bisa jadi mereka akan memberikan perhatian khusus kepada seseorang yang telah menginformasikan/ merekomendasikan Rumah Zakat sebagai instansi yang dapat dipercaya untuk menyalurkan dana umat. Jika memang demikian maka Rumah Zakat punya startegi yang serius untuk mendorong lebih meluasnya sosialisasi berzakat dan juga rumah Zakat itu sendiri.

Tak hanya perhatian kepada member, Rumah Zakat menyambut siapa saja yang datang ke rumah (kantor) mereka dengan ramah dan terbuka. Aku masih ingat betul saat mendatangi kantor mereka di Jl. Veteran No.9 Yogyakarta pagi itu. Ada seorang perempuan yang sedang mengerjakan tugasnya membersihkan lantai rumah, tersenyum ramah kepadaku lalu mempersilakan aku masuk. Kedatanganku nampaknya masih terlalu pagi karena petgas front office belum siap di depan. Melalui si mbak tadi, ia memanggil salah satu staff yang berada di dalam ruangan untuk menemuiku. Akhirnya aku ditemui seorang laki-laki yang dengan senang hati menjelaskan hakekat zakat dan menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Dia juga menyampaikan jika satu jam di awal jam kerja (08.00 – 09.00) ada agenda untuk mengaji, tausyah, briefing dan jika diperlukan juga ada rapat. Namun demikian, tetap ada yang piket jaga setiap harinya digilir. Oleh karena itu meskipun datang lebih awal dari jam buka pasti akan ada yang membantu kita. Setelah mengucapkan terima kasih atas penjelasan petugas, aku pamit dan mengatakan jika aku akan datang lagi besok untuk menindaklanjuti penjelasan hari ini.

Aku melihat ada hal menarik dari apa yang mereka lakukan kepada pengunjung atau masyarakat luas. Mereka terlihat ingin membumikan zakat agar tampak mudah dan ringan untuk dilakukan. Kenyataan saat ini adalah masih sedikitnya masyarakat yang dengan suka rela dan penuh kesadaran membayar zakat. Hal ini bisa jadi karena (1) minimnya informasi tentang zakat yang mereka ketahui, (2) minimnya sosialisasi di mana zakat bisa dibayarkan, (3) ada krisis kepercayaan atas zakat yang telah dibayarkan akan tepat sasaran dan bermanfaat, (4) merasa bahwa zakat bukan kewajiban (bisa jadi selma ini hanya tahu jika zakat fitrah saja yang wajib) sehingga tidak dipriorotaskan dalam makna ibadah. Setelah aku merasakan sendiri bagaimana pelayanan Rumah Zakat dan membaca news letter yang mereka berikan cuma-cuma setelah kunjunganku yang kedua, menjadikanku mengerti bagaimana keseluruhan aktivitas mereka untuk mengajak kepada masyarakat luas melakukan gerakan berzakat. Melalui news letter mereka menceritakan berbagai kegiatan dan program yang telah mereka lakukan di segala penjuru daerah Indonesia. Kurasa ini adalah langkah yang baik sebagai laporan kepada para pemberi zakat agar tahu kemana saja uang mereka disalurkan. Selain itu juga ada  rubrik yang bertujuan membahas lebih dalam makna zakat dengan menghadirkan berbagai nara sumber. Rubrik tanya jawab juga ada untuk membahas berbagai pertanyaan seputar zakat, infaq dan sodaqoh. Dari membaca newsletter juga kuketahui jika Rumah Zakat juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin menjadi relawan di Rumah Zakat. Para relawan akan membantu pelaksanaan program Rumah Zakat. Mereka juga menampilkan testimoni para relawan yang bermanfaat untuk membangun citra positif posisi relawan dan mengajak lebih banyak masyarakat untuk mau bergabung menjadi relawan. Semua yang telah dilakukan Rumah Zakat melalui manajemen organisasional dan secara program, menurutku menjadi cara yang efektif untuk melakukan misi sosialisasi zakat kepada masyarakat. Jika nanti zakat sudah menjadi kebiasaan warga muslim di Indonesia dan dibarengi dengan penegelolaan yang profesional maka bukan hal yang tidak mungkin jika kesenjangan ekonomi bisa ditekan serta tercapai kesejahteraaan umat.